Tuesday, May 18, 2010

Merangakai Kisahnya,



Pertanyaan-pertanyaan tentangnya tiba-tiba saja muncul. Hadir begitu saja, menggelayut disudut pikirku. Setumpuk daftar pertanyaan telah kususun. Begitu pula dengan jawabannya, telah kusiapkan. Tapi tak semuanya. Aku masih harus mencari dan mengikuti kebenaran jawaban itu. Pertanyaan dan jawaban tentangnya adalah sebuah jalan panjang yang hanya untuk menemui titik-titik pemberhentian. Perjalanan panjang yang membuatku sampai pada stasiun-stasiun pemberhentian yang bahkan tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Hingga detik ini, ia belum menghentikan langkah kakinya untuk bercerita. Cerita tak berjeda stasiun berikutnya.
Kisah laki-lakiku.
Siapa laki-laki pertama yang mengenalmu. Siapa laki-laki pertama yang memegang tangan halusmu. Siapa laki-laki pertama yang memelukmu. Dan siapa laki-laki pertama yang mencium pipi, lalu keningmu.
Dan aku bertanya lagi,
Siapa laki-laki pertama yang kau kenal. Siapa laki-laki pertama yang kau pegang tangan kuasanya. Siapa laki-laki pertama yang kau dekap erat melingkar tubuhmu. Siapa laki-laki pertama yang kau pandangi mata cokelatnya tak berkedip. Dan siapa laki-laki pertama yang kau ciumi pipi-pipi hitamnya.
Baiklah.
Kan kujawab lantang semua pertanyaanmu. Laki-laki yang telah berikrar sampai mati, akan melindungi dan menjaga ku itu adalah laki-laki pertama dalam hidupku. Dan sekaligus laki-laki yang terakhir. Aku mencintainya sejak sekilas pandang pertama mata sipitku. Sejak mata ini belajar memutar-mutar, melihat sekeliling yang asing. Laki-laki yang kuyakini tak kan menghianatiku. Laki-laki yang kuyakini tak kan mengiritasi hati kecilku. Laki-laki yang kusayangi melebihi muhammad—kekasih Tuhan.

Laki-lakiku, kekasihku tercinta.

Ayahku.







To be continue






salamku,enha.