Tuesday, January 17, 2012

Sebuah Mimpi: RUMAH BACA

22.Desember.2011


Saya mulai dari...

Begini...

...

Gila. Saya sudah mulai gila....

Gila dalam mimpi-mimpi, keinginan-keinginan, harapan-harapan.

Yang tak kunjung terealisasi.

Mimpi. Saya benar-benar menggilai mimpi.

Hari ini begitu muak dengan imajinasi yang selalu bertengger di kepala. Selalu menghantui. Selalu bergerak kesana-kemari tanpa ampun. Tak punya aturan. Selalu berbenturan dan sengaja membenturkan diri satu sama lain. Hingga membuat saya ingin menembak saja, isi kepala ini dengan peluru baja. Meledak. Hah!

Hari ini saya bertekad, memulainya.

Mulai menjumputi kembali puzzle-puzzle mimpi yang berserakan dikepala.

Ambil nafas... uuuuuuuuufffffffffffffffhhhh

Buang,...Ffffffiiiuuuuuuuuuuuhhhh....

Pelan.

Pelan sekali.

Biarkan tenang.

Hingga kepalamu tak lagi seperti diserbu seribu kutu atau sengatan aliran listrik mematikan...

Tersenyumlah....

##

Bermula...

Kepulangan saya ke rumah (Banyuwangi) satu minggu yang lalu, membuat saya berikrar. Lebih tepatnya berikrar kembali. Ikrar itu, Kali ini harus benar-benar dipenuhi.

Sebuah keinginan untuk membuat sebuah rumah baca di kampung halaman. Rumah baca sekaligus tempat berkumpul, bermain dan tentunya belajar untuk anak-anak polos di “negeri kecil”. Saya tiba-tiba yakin, bahwa sudah saatnya memulai mimpi-mimpi saya itu hadir didepan mata. Nyata.

Maka saat itu, setelah dapet konfirmasi bagus dari ibu dan bapak. Maka saya pun mencoba memulainya dengan menge-list apa saja yang dibutuhkan.

***



Desember, 16. 2011

Money...money...money...

I need money...

Money...

Haha...

I need me and myself. This is the right one ;-)

Sekarang mungkin sudah waktunya. Mulai membuka dan menyentuh mimpi-mimpi yang sudah saya simpan 2 tahun terakhir. Saya harus segera buka the dream box itu dengan segala bentuk keyakinan....

Jumat lalu, saya sedang pulang ke rumah. Pelan-pelan membicarakan keinginan saya dengan bapak dan ibu. Syukurlah, mereka pun sehati dengan saya.

Rumah itu, tempat saya dibesarkan dan tumbuh alami secara sendirinya, (saya dan orangtua) sudah menghibahkannya untuk kegiatan “charity” untuk anak-anak desa dilingkungan saya. sebuah rumah baca kecil, akan berdiri disana. Ditambah pendidikan gratis untuk anak-anak yang belum pernah menyentuh buku dan pensil sekalipun. Kursus-kursus sekolah dasar, gratis. Dan kursus komputer, insyallah akan ada.

Dan...yang menjadi kegelisahan saya adalah, Semua itu butuh uang.

Saya harus melakukan sesuatu...

Saya harus kumpulkan uang,

dan tentu, tenaga dan pikiran saya secara total...

hari ini, untuk taman baca yang terkumpul adalah buku-buku koleksi saya. mungkin sejumlah hampir 200 buku. Saya akan coba mengirim proposal “sumbangsi buku” ke dinas pendidikan atau toko-toko buku atau instansi-instansi yang bersedia membantu. Saya percaya, diluar sana banyak anak-anak muda yang se-ide, dan se-keinginan, se-citacita untuk negeri ini, terutama untuk anak-anak yang kurang beruntung.

Dan juga yang terkumpul dalam diri saya adalah, sebuah keyakinan bahwa tuhan akan memeluk mimpi-mimpi saya.

saya hanya ingin berbagi. Berbagi dengan mereka. Anak-anak kampung saya. mereka harus punya mimpi. Minimal itu yang akan membawa mereka akan tetap terus menjalani hidup.

saya ingin berbagi mimpi saya dengan anak-anak.

Seperti john lennon yang berbagi mimpi dengan saya. A dream you dream alone is only a dream. A dream you dream together is reality. Terimakasih, kata-kata ajaibnya john....

Semoga melalui pendidikan yang baik dan menyenangkan, anak-anak kampung saya punya gairah tentang hidup dan dirinya sendiri. Amin...

Life is so beautiful kids....

I hope you believe it too!;)

p.s.

Ok, i believe that it is easy...;-)

Cheers.

***

Dan pada tanggal 17 desember, akhirnya saya bisa beli papan tulis/white board (besar + kecil). Yeaaahhh!;-P

Uang saku satu bulan saya kurangi, 150 ribu untuk harga dua papan tulis kecil+besar. Senangnya, sudah berani menyisakan uang saku untuk realisasi “mimpi” rumah baca itu. tunggu pengorbanan selanjutnya..haha..

***

Aufklarung!

Sebuah pencerahan tentang “money” haha...

Dua minggu yang lalu, saya lupa kapan tepatnya. Saya dapat tawaran kursus privat untuk anak SD dari seorang teman sahabat saya. Angin baik sedang bertiup pada mimpi saya. Menyentuh mimpi saya, seolah hendak berkata “ hei, ambil saja tawaran itu! nanti kan bisa buat beli rak-rak buku yang kamu butuhkan untuk rumah bacamu.” Heemmm, betul juga!

Tanpa pikir panjang, saya menerima tawaran itu. Rp.350 ribu satu bulan. Lumayan.

Bisa beli rak-rak buku!;-)

Bahagianya saya.

Terimakasih angin segar dan rizki halal yang telah di “salurkan” kepada saya tuhan, melalui sahabat saya (mb.obib) dan teman sahabat saya (mb.risa) yang telah “mau” menjadi perantaraNya.

Saya meyakini, Ini adalah salah satu pintu yang terbuka untuk rumah mimpi saya itu.

***

Kemarin malam, 19 desember, hari pertama saya mengajar privat. Menyenangkan. Selain karena uang, sejujurnya saya sedang ingin menikmati sekaligus observasi tentang anak-anak, psikologi, kecerdasan, behaviour, attitude, imajinasi, kecerdasan linguistik anak-anak yang sedang saya temani belajarnya.

Sungguh menyenangkan mampu membaca semua itu.

Saya harus sabar.

Sabar pada karir saya. Coz carrier is yours, carrier is you”, kata Rene Suhardono.

You have to be passion. Life is in proggress, it is the true of life.

And this is MY PASSIONS.

Saya percaya, bahwa ini adalah passion saya. keinginan hidup saya.

Dan selama beberapa hari ini hingga tadi malam, kepala saya dipenuhi dengan rencana-renaca membuka” rumah baca” itu. begitu Liar isi kepala ini!. Entahlah saya sudah tak sabar untuk membukanya segera.

Bahkan setelah bangun pagi tadi, pikiran saya masih memikirkan hal yang sama seperti yang tadi malam saya pikirkan. Hah!

Keyakinan saya yang begitu tinggi pada mimpi, tak luput oleh keraguan yang menggoda saya. seringkali “mendadak rombeng” (meminjam istilah teman saya: zaki) tiba-tiba oleh pandangan sebelah mata orang lain bahkan yang lebih sering mengganggu adalah keraguan pada keyakinan diri tentang mimpi yang saya yakini. Is my dream reality?

Di saat yang bersamaan, tuhan juga kembali meyakinkan saya pada “mimpi” itu.

Seperti satu jam yang lalu, sebuah sms datang dari teman sahabat saya itu (yang menawari les privat). Kami baru bertemu untuk pertama kalinya, setelah adegan tawaran mengajar telah menghasilkan sebuah kesepakatan tadi malam. Pagi ini, Dia menyapa saya dalam sms: Ass...

Hanya itu.

Kemudian saya reply; wa’alaikumslam... ada apa mbak?

Dia membalas: Nurul, pean maw gk ngjar ank kelas 3 sd rumhnya tman gading, sore smggu 3x

Saya tertegun membaca pesan itu.

Angin segar dan rizki halal itu menemui saya lagi. Tawaran lagi! Saya senang sekali. Saya segera menyetujuinya. Dan segera berdoa dalam hati, tuhan beri kekuatan dan kemampuan agar saya bisa melakukan ini dengan baik. Amin.

Rumah baca itu akan segera terealisasi. Atas izin Mu, Allah.

.....

Anak-anak, tunggu mbak hikma ya,

Love you always.

Jember, 20 desember 2011.

Magrib. Januari, 02. 2012. Finally, papan tulis yang saya kirim dari jember, telah sampai dibanyuwangi, di kediaman saya.


...tobe continue...

No comments:

Post a Comment