Thursday, March 27, 2014

APAKABAR ANIES BASWEDAN



Cinta Jatuh Sekali Lagi, Pada aniesbaswedan


ketulusan ucapan dan tindakannya membuat orang merinding dan jatuh cinta.
 bukan cinta buta. 
tapi cinta yang bijaksana dan mendewasakan.
dan tentu saja membahagiakan.






Dua tahun yang lalu, 12 Januari 2012, saya menulis tentangnya. saat itu saya menulis tentang aniesbaswedan karena gagasan inspiratifnya, Indonesia Mengajar. Namun, saya menulis tentangnya, bukan karena saya ingin mendaftar menjadi pengajar muda di gerakan tersebut. Bukan. Saya tidak mendaftar menjadi Pengajar Muda. Lebih dari itu, saya menulis karena sosoknya yang beda.

BEDA. 
Ia memang sosok yang beda dengan yang lain. Ia berbeda, barangkali karena ia hadir saat bangsa ini sedang krisis teladan. Saya bagian dari bangsa ini, saya krisis kepercayaan waktu itu. Saya kritis, tapi saya pesimis.

Ya, tulisan saya tentangnya waktu itu, karena saya terinjeksi berjuta-juta energi positif. Pak Anies kirimkan harapan dan optimisme. Ia telah berhasil menggandakan optimisme saya pada negeri ini. Ia kabarkan, bahwa kita semua bisa sejahtera di bawah merahputih.

Inspirasi tulisan tentangnya yang pertama datang dari sebuah surat yang berjudul "Surat untuk Anak-Anak Muda Indonesia".

Surat itulah yang membuat cinta saya jatuh pada aniesbaswedan;-)

Entahlah, anies telah membuka mata dan hati saya sebagai bagian dari anakanak muda.

Percaya atau tidak, saya baca surat itu di sebuah warnet kecil. Surat itu membuat saya tak kuat menahan panasnya mata. Bendungan mata saya runtuh. saya tak hiraukan orang-orang dikanankiri di ruang warnet itu.
saya menangis.

Entah. saya tidak tahu, kenapa surat aniesbaswedan itu memaksa saya haru.
Padahal itu hanya sebuah surat.

Jika sebuah tulisan atau surat bisa membuat pembacanya merinding berkalikali, saya yakin si penulis menggunakan hatinya. Ajakan, mimpi, harapan, optimisme, keyakinan anies, semua tertulis dalam surat itu. Keyakinannya menyadarkan pembacanya (saya), seperti kutipan ini;                                                             

Saya mengajak kita semua untuk turun tangan. Libatkan diri kita untuk mempersiapkan masa depan republik. Untuk kita, untuk masa depan anak-anak kita, dan untuk melunasi janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa.


Sekali lagi entahlah... 
setelah membaca surat pak anies itu, saya berucap begini;

Ini yang saya cari selama ini!
Dia pemimpin saya!
Ia teladan saya!
...
...

Dan betul, Anies memang teladan di negeri krisis moral ini.

Ketulusan berbuat bisa terlihat dimatanya.
Ketulusannya menyebar.
Gerakan kebaikannya menjadi virus mematikan.
Ia tak hanya menggerakkan dirinya, tapi menggerakan hati para pengikutnya.
Pemimpin istimewa di era saya dan adikadik saya.
Saya akan terus kabarkan tentangnya pada adik-adik saya. 


Meski kita tak punya Soekarno hari ini,
Tapi dengar dan lihatlah, kita punya Anies Baswedan sekarang dan kedepan..


Tuhan memang telah selesai menciptakan dan menurunkan nabi ke bumi.
Namun Tuhan tak kan pernah mandek menciptakan dan menurunkan orang-orang baik seperti nabi.
Aniesbaswedan salah satunya.

Anies bukan nabi.
Bukan.
Anies juga bukan malaikat, yang tak pernah berbuat salah. 
meski saya tidak tahu, kesalahan yang dipunyai aniesbaswedan.
Anies manusia biasa, seperti kita semua.
Tapi, barangkali Aniesbaswedan memang istimewa;-)
iya.
Ia istimewa.


Tentang Anies Baswedan Nyapres 2014 


Jujur, saya tidak setuju.
Kecewa.
Iya.
Saya!
Aduh! Saya takut beliau 'terjerumus'.
Hari ini politik tak terhormat! Please deh pak...
...
...
Tapi, lagi lagi beliau mampu meyakinkan saya, melalui video ini;

Anies Baswedan: Saya siap turuntangan ikut melunasi janji kemerdekaan

Pak Anies, menjawab seluruh pertanyaan dan kekecewaan saya. Saya yang buta politik, jadi melek politik. Saya rela, orang baik seperti pak anies masuk ke dunia politik. Saya ingin, pak anies merubah persepsi tentang politik dan politisi hari ini. Seperti kata pak anies;


"Kita harus mengembalikan proses politik kita kepada pertandingan gagasan, ide dan integritas". 


Republik ini butuh wajah wajah baru. Wajah wajah yang mewakili cinta rakyatnya
Republik ini butuh orang-orang baik memegang kendali
Republik ini butuh Pemimpin yang menyadarkan kembali bangsanya atas kepemilikan tanah airnya
Ibu Pertiwi ini rindu pada anak-anaknya yang lantang berkata: 
"Ibu, Kami Masih Ada".


Republik ini butuh kaum muda seperti bapak.


Terus sebar stok optimisme yang bapak punya untuk negeri ini. Dan biarkan kami yang  di desa, di pelosok negeri, yang akan menggandakan optimis itu disekeliling rumah kami.



Percayalah, masih banyak orang baik yang bisa dititipkan untuk mengelola negeri ini; begitu kata bapak.

"Pak Anies...Saya juga menitipkan REPUBLIK ini pada bapak...".

Dan saya titipkan bapak pada tuhan, dengan sebuah doa:

" Tuhan, Sehatkanlah beliau. Jagalah Keikhlasan, Integritas, Moral, Intelektual, Semangat dan cintanya pada negeri ini. Teguhkanlah hatinya untuk terus membangun manusia Indonesia."

Amin Ya Robbal Alamin.