Monday, March 7, 2011

Disini,dalam hati—tanganmu tergenggam erat,,





Ketika dalam buaian,

Tak ingin lepas pandangannya melihat seorang ayah menggendong putri kecilnya yang baru saja terlahir di dunia. Tak ingin lepas pandangannya melihat seorang ayah bermain dengan putri kecilnya yang mulai belajar menyebutnya “ayah”.

Bukan kepalang senang sang ayah,bibir inocense-nya terbata-bata mengeja ”Pa.pa..pa..pa..”. Tak ingin lepas pandangannya melihat seorang ayah yang tetap menggenggam tangan dan memeluk ketika tangisnya memekakkan dunia.

Tak ingin lepas pandangannya melihat sang ayah yang selalu saja punya cara buat putri kecilnya tersenyum.

--Tak ingin cepat menjadi besar dan dewasa,karena takut kehilangan--
Tak ingin lepas pandangannya melihat seorang ayah berpesan kepada putri kecilnya; hati-hati disekolah, belajar yang rajin,hormati gurumu,bertemanlah jangan bertengkar.
Tak ingin lepas pandangannya melihat seorang ayah yang masih saja memperlakukan gadisnya—putri kecil. Aku juga heran, entah kenapa.

Ketika dalam pelepasan,

Tak ingin lepas pandangannya melihatnya bekeluh;Tak terasa waktu cepat sekali berubah, Aku rindu menggenggam tangan mungil itu—dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Sang ayah mencoba tetap tegar dengan berkata dalam hati; biarlah.sudah waktunya aku melepaskannya. Walau tanganku tak gengam tanganmu. Tapi disini—dalam hati,tanganmu tergenggam erat.


....Entah kenapa aku suka sekali. Suka Melihat romantisme Ayah dan anak perempuannya. Sangat suka sekali. Ada sesuatu,di sini—dalam hati. Yang membuatku tak mau kehilangan romantisme itu. di persimpangan jalan,di sekolah, di taman,di bis,di kreta,di rumah, di sudut-sudut dunia yang mungkin tak pernah kulihat. Di pagi, di siang, di sore, di malam, di terang, bahkan di gelap malam, tak ada batas waktu yang membatasiku melihat sosok itu. Merasakan sosok itu.


Ayah dengan perempuan kecilnya.Ayah dengan gadisnya.Ayah dengan gadisnya yang kini menjelma menjadi perempuan dewasa.Ayah dengan gadisnya yang menjelma menjadi seorang ibu.Ayah dengan gadisnya yang kini menjadi seorang nenek. Untuk Dia—yang bernama Ayah. Disini—dalam hati,tanganmu tergenggam erat-,,












cheers, enhikma;-)
gambar dari http://kolomkita.detik.com