Tuesday, January 17, 2012

“Perkenalan” saya dengan RENE’ Suhardono



Begini ceritanya....

Anies Baswedan adalah idola saya.

Lho? Koq jadi Anies Baswedan! Katanya Rene’ Suhardono?!

Tenang..tenang...

simak dulu cerita saya selanjutnya...

....

Saya tak mengenal Rene’ Suhardono sama sekali. Bukulah yang memperkenalkan saya dengannya. Karena kecintaan saya dan buku begitu mesra maka saya tak perlu waktu lama untuk menyukai orang.

Hubungannya dengan Anies Baswedan apa?

Begini...

Saat saya ke Gramedia, tiba-tiba mata saya bersinar. Bukan karena mata saya mengeluarkan cahaya yang pasti, tapi sebuah buku yang covernya mencolok, seperti mengeluarkan cahaya. Silau dipandang mata. Buku berjudul Your Journey to be the #ULTIMATEU seperti hendak berkata” hei...ambil aku, baca aku, dan belilah!”.

Saya pikir, ah mungkin covernya aja yang menarik. Isinya belum tentu. Apalagi yang membuat saya tak ingin membacanya adalah tema yang dibahas dalam buku ini. Belum-belum saya sudah underestimate nih! Haha...

Kemudian saya baca pengarangnya, Rene’ Suhardono?! Siapa dia?

Saya benar-benar tak tahu. Belum pernah dengar namanya.

Then...ada yang membuat saya jatuh cinta tiba-tiba pada buku ini.

FOREWORD BY ANIES BASWEDAN

Mata saya kembali berbinar-binar. Kali ini lebih, ada hasrat untuk tak sekedar baca, tapi juga ingin mengoleksi buku ini. FOREWORD BY ANIES BASWEDAN, inilah yang membuat saya tak ragu lagi untuk membelinya. Saya baca endorsemen pak anies yang dikutip dibelakang. Inilah alasan awal kenapa saya membeli buku ini. Karena ada Mr. Anies Baswedan.haha...segitunya!!!:P

Sebab dalam otak saya, sudah tersugesti bahwa buku apapun yang pak anies referensikan pasti bagus. Maka pak anieslah yang membuat saya harus kenal dengan orang yang bernama Rene Suhardono ini.haha...

Saya baca profil singkat tentang Rene’ di sampul belakang.

RENE’ SUHARDONO adalah public speaker, penulis, social entrepeneur, career coach, dan penikmat kuliner dan jalan-jalan. Menulis kolom UltimateU di Kompas Sabtu sejak 2010. Memulai program radio CareerCoach di 87.6 Hard Rock FM Jakarta sejak 2007 dan menulis buku laris Your Job is Not Your Career. Pendiri ImpactFactory. Colek Rene di twitter:@ReneCC.

Sepertinya buku ini bagus, kata saya dalam hati. Alhasil, saya pun membelinya.

Sesampainya dikos, saya langsung baca buku rene. Saya baca forewords pak Anies, dan seperti biasa saya menyukai cara pak anies mengulas. Dan kemudian saya ambil tema secara acak, seperti petunjuk baca yang disarankan. Dan...sepertinya saya mulai menyukai RENE’ SUHARDONO.

Saya baca satu persatu, dan mencoba merenungkannya.

Rene telah berhasil membuat saya terpaku, mengevaluasi, meyakini keyakinan hati saya melalui analisa tajamnya tentang pekerjaan dan hidup. Yang menarik buat saya dalam buku ini adalah karena Rene menggunakan kata PASSION, yang kata Rene’ tak bisa dipisahkan dengan diri (sendiri). Bahwa apa yang kita lakukan harus ber-passion, sesuai apa yang hati kita inginkan. Katanya lagi, tanpa passion semua aktivitas hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan minimal memperoleh gaji, pangkat, fasilitas kerja dan atribut lain. Jika hidup dan potensi jujur dalam diri hanya digunakan untuk hal-hal kecil itu, maka rugilah diri dan hidup saya. Tidak ada desakan dari dalam diri untuk terus menerus menjadikan diri lebih baik. Tak pelak lagi, saya jatuh cinta sama Rene Suhardono. Ups! Tulisan Rene maksud saya.

Buku Rene seolah ingin meyakinkan saya. Saya yang sedang gelisah tentang diri dan kontribusi pada hidup. melalui buku ini, saya seakan-akan di tarik untuk segera beranjak dari tempat tidur.

Saya tak bisa mengulas panjang lebar tentang buku ini. Karena saya masih benar-benar ingin memahaminya dan membacanya berulang-ulang. Yang jelas buku ini bagus dan harus dibaca siapapun. Terutama kaum muda...

Apalah arti kita, jika Nyawa yang tuhan beri, oksigen yang kita hirup secara gratis dan potensi diri yang ada dalam diri, kita gunakan pada hal-hal seadanya, pragmatis, karena kebutuhan yang standar. Saya meyakini, bahwa tuhan menciptakan manusia dengan maksud “BESAR” yang tersembunyi pada jiwa yang harus digali oleh manusia itu sendiri. Passion yang tak pernah kita renungkan, akhirnya tersingkirkan oleh hal-hal yang bersifat sementara. Alhasil potensi jiwa tak pernah tergali. Manusia (khususnya saya) hanya terpaku pada keinginan yang biasa-biasa saja tanpa Passion (sebagai khalifah). Hah, saya tahu ini sulit! Tapi saya akan mencobanya.

Saya benar-benar jatuh cinta pada buku Rene’.

Saya baca lagi profil singkatnya.

Dari profil singkat Rene, yang paling saya ingat dari dia adalah Menulis kolom UltimateU di Kompas Sabtu sejak 2010. Menulis buku laris Your Job is Not Your Career.

Itu saja.

Yang lain tak ingat. Hehe..

Namun Dua hal tersebut yang akan membawa saya pada sebuah cerita dimana saya terkaget-kaget, ternyata ia menjadi penulis dikolom klasika-kompas yang sering saya abaikan. Seringkali saat membeli koran kompas-sabtu, kolom klasika adalah kolom yang tak pernah saya sentuh. Karena menurut saya tak penting. Maklum saya bukan pekerja kantoran, karyawan perusahaan besar, orang yang menduduki jabatan tinggi atau sejenisnya.

Rene juga seorang penulis buku Your Job is Not your Career yang sering kali bukunya saya lihat setiap kali ke toko buku. Entah, untuk keberapa kalinya saya melihat buku itu di gramedia dan toga mas, namun selalu ada saja yang mengusik saya untuk mengabaikannya. Padahal cover buku Your Job is Not Your Career juga cukup “mengganggu” saya. lagi-lagi, mungkin alasannya karena that book talks about job. Only Jobs. that’s all. Membosankan pasti!pikir saya.

Saya kena batunya! Mungkin kata itu tepat buat saya. Men-judge sesuatu berdasarkan feeling atau apa yang terlihat oleh mata kita sendiri, justru membuat salah kaprah. Don’t judge a book by its cover atau pada kasus saya, Don’t judge a book by its title...haha

Gara-gara buku Your Journey to be the #ULTIMATEU nya Rene, pikiran-pikiran selalu berkutat pada kata Passion, Career dan hidup. Maklumlah hingga detik ini, saya masih membaca buku tersebut. Dan mungkin sampai anda membaca tulisan terakhir saya ini, saya masih sedang membaca, dan akan terus membacanya ;-P. Alhasil, apapun yang berhubungan dengan Rene selalu membuat saya ingin mengetahuinya segera. Misalnya, semenjak saya tahu Rene menulis dikolom klasika kompas saya berniat akan membeli kompas tiap sabtu. Gila kan?! Segitunya yaaahh!!!;-D Padahal biasanya saya beli koran kompas Minggu. Saya mulai tertarik menjelajahi tulisan Rene di klasika-kompas. Suatu hari, tanggal 24 Desember 2011 lalu saya sengaja membeli kompas. Apa yang terjadi...

Saya tak menemukan tulisan Rene SUHARDONO.

Ajaib kan?!haha...

Saya bolak-balik koran kompas-sabtu itu beberapa kali. Hasilnya nihil. Saya tak menjumpai tulisan Rene.

Putus asalah saya, detik itu.

Yah..sudahlah! memang belum beruntung, kata saya dalam hati.

Saya baca rubrikasi yang lain. Saya bolak-balik, begitu seterusnya hingga hari keempat. Hari Rabu, 28 Desember 2011, koran sabtu itu saya gunakan untuk membungkus paketan papan tulis (whiteboard) berukuran 150 cm x 50 cm yang akan saya kirim ke rumah ibu saya. karena ukurannya yang panjang, saya butuh 10 lembar lebih koran untuk membungkus papan tulis tersebut. Dan koran kompas-sabtu itulah yang saya pakai. Saya sudah tak membutuhkan kompas-sabtu itu lagi. Dan keingin tahuan tentang tulisan Rene sudah surut, tak ada lagi.

Paketan yang akan saya kirim telah terbungkus. Ada beberapa lembar koran-sabtu yang tersisa, dan tergeletak di lantai.

Sengaja saya biarkan sedikit berantakan.

Sementara saya juga “menggeletakkan” diri di kasur kecil sebuah kamar kos berukuran 3x3, rebahan sebentar. Cuaca mendung memang mendukung untuk berleha-leha. Sambil mata masih memandang hasil bungkusan saya dengan koran kompas-sabtu itu. Saya edarkan pandangan mata pada sisa koran kompas-sabtu yang bertuliskan “KARIER” dengan warna biru yang soft. Dibawah tulisan itu ada artikel berjudul “SOFT SKILLS” dengan warna merah tajam.

Saya lupa dengan Rene’.

Saya pandangi saja tulisan “KARIER” itu dengan tatapan kosong.

Tiba-tiba...

Tapatan kosong saya berubah jadi tatapan penuh makna. Otak saya tiba-tiba mengaktifkan kata RENE’. Seketika itu juga, saya bangun dari tempat tidur dan segera mengambil koran klasika. Dengan terburu-buru, saya bolak-balik koran klasika yang hanya 3 lembar itu. satu menit, saya masih belum menemukannya. Mungkin ini karena saya tak sabar.

Dan, setelah saya coba pelan-pelan membuka dan mencari judul tulisan rene, akhirnya saya temukan judul ULTIMATE-U with Rene’ Suhardono “ The Logic of Being Illogical” di sebelah iklan vacancy.

Sumringah benar saya.

Saya berbinar-binar.

Finally, I found you Rene’....

Seperti inikah rasanya, ketika kegilaan pada sesuatu atau seseorang sedang menyeruak dalam diri. Kita rela melakukan apapun untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengannya. Bahkan harus merasakan putus asa. Haha...

Dan...selalu saja ada jalan disaat pasrah-hampir putus asa.

Sabtu, 7 januari 2011. Saya sedang nonton tvone, apa kabar Indonesia pagi. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Rene’ Suhardono akan hadir membahas bukunya.

Saya senang bukan kepalang.

Meski tak bertemu langsung. Setidaknya saya bisa melihat Rene di layar Kaca.

Pertama melihat Rene, saya sedikit terbengong...ooo, ini toh Rene Suhardono! Tak ada kata-kata lain lagi yang keluar. Yang ada hanya...manggut-manggut sambil dengerin Rene ditanya presenter Tvone. Saya tak ingat semua, jawaban Rene atas pertanyaan ‘ngeyel’ presenter Tvone. Namun, ada satu hal yang saya ingat betul jawaban Rene tentang pertanyaan yang sudah saya lupa.;-P

Rene bilang, anda tak harus menjadi seseorang (bekerja sebagai) yang sesuai dengan kodifikasi profesi yang ada. Jika tak ada yang sesuai dengan passion-potensi anda, jangan ragu untuk membuat nama ‘pekerjaan’ anda sendiri.

Seketika itu saya berbinar-binar.

Wow!

Keren sekali jawabannya!

Sumpah, saya merinding dengar Rene punya jawaban searif itu.

Mungkin Rene tak tahu, setelah saya mendengar jawabannya itu, seketika itu juga pikiran saya memutar ulang memori waktu saya kecil-SD.

Waktu SD, saya tak punya cita-cita. Saya bingung, apa keinginan saya. Ketika teman-teman yang lain begitu gampangnya menjawab pertanyaan ”apa cita-citamu?”. Polisi, Dokter, Polwan, Tentara, Guru, Bankir, dan banyak profesi lain yang asing ditelinga saya.

Bagaimana dengan saya?!.

Saya benar-benar memeras otak untuk mendapatkan jawaban yang pas buat hati saya.

Entahlah!

Saya sempat dibuat iri di malam-malam tidur saya. kenapa saya nggak punya cita-cita. Mengherani diri sampai saya duduk dibangku menengah atas. Saya masih nggak jelas.

Pertanyaan cita-cita itu membuat saya bingung, terkadang asa hampir putus.

Hari itu, Sabtu, Rene berhasil menjawab pertanyaan kecil saya.

Dalam hati berbisik..”ah, kenapa Rene baru menjumpai saya sekarang. Andai di waktu SD saya sudah ber’sahabat’ dengannya, mungkin saya tak sebingung ini...hehee...

Terima kasih Rene’.

Inilah perkenalan saya dengan Rene.

...

Saya coba mengadopsi kata RENE, saya adalah partner Rene (tapi Rene tak mengenal saya) lalu apa yang harus saya lakukan, agar Rene juga mengenal dan menganggap saya adalah networknya.

....

Saya menarik nafas, lalu membuangnya....

Lega, sekaligus berpikir serius....

Terimakasih Rene’

telah membuat saya “gila”.

09.01.2012.

3 comments:

  1. Dear Enhasajala,

    Wow - somebody referred me to your blog.
    I am speechless :)

    Thank you for being so candid, honest and kind.
    Thank you for making me feel special.

    I pray you shall always live a life that truly matters to you.

    All izz well.

    Cheers,
    Rene Suhardono

    ReplyDelete
  2. Rene Suhardono?

    are you rene?
    serius?!

    aduhhh..gimana nih!em..emmmm..

    so speechless;-)

    saya bingung;-)
    emmm..
    emmm..
    jadi pengen ngumpet;-D

    ini yang comment Rene kan?!

    aih! jadi malu (sambil terus periksa tulisan ini lagi)
    saya tak punya kata untuk mengekspresikan kebahagian saya atas kunjungan Rene di blog ini.
    terimakasih telah berkunjung, dan membaca tulisan gila saya;-)
    dan inilah saya...:-)



    n.b. terimakasih juga untuk teman mas Rene yang telah merekomendasikan tulisan ini .

    ReplyDelete
  3. mirip dgn kondisi saya...heheeheee ^_^

    ReplyDelete