Saturday, September 1, 2012

BERBAGILAH BUKU DENGAN KAMI,





Tak terasa, persahabatan kami telah berjalan sembilan bulan, di rumah baca tanpa nama ini. Meski baru seumur jagung, rumah baca ini telah mengikat saya dan anak-anak polos ini dalam nama "sahabat kecil". Saya terus berharap dan berusaha memenuhi rumah baca ini dengan buku-buku cerita inspiratif untuk mereka. Agar semangat hidup, tawa, suka cita terus mengalir dalam tubuh mereka. Adakah yang berminat berbagi buku anak-anak dengan kami?






REPAIRING THE WORLD WITH LOVE
SHARING THE LOVE WITH BOOK
















Friday, July 27, 2012

TAK PERLULAH KELILING DUNIA

HAI..SEMUANYA!!!
kami datang lagi, sambil bernyanyi....
Kapur putih yang pucat. Terasa penuh warna. Dan pelangi yang enggan datang pun berbinar*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Kertas putih yang pudar.Tertulis seribu kata
Dan ku ungkap semua yang sedang ku rasa

Dengarkanlah kata hatiku. Bahwa ku ingin untuk tetap disini
Tak perlulah aku keliling dunia. Biarkan ku disini

Tak perlulah aku keliling dunia
Karna ku tak mau jauh
Darimu

Dunia boleh tertawa. Melihatku bahagia. Walau ditempat yang kau anggap tak biasa. Biarkanlah aku bernyanyi. Berlari berputar menari disini.

Berpetualang dengan buku melahirkan imajinasi, keberanian, harapan dan keyakinan.



























Berpetualang ke alam bebas, mencintai alam mencintai kehidupan.






















Tak perlu kami keliling dunia. Karna kami tak mau jauh
Darimu, dari semua yang mengagumkan di sekitar kaki-kaki kami.

Dunia boleh tertawa. Melihat kami bahagia. Walau ditempat yang kalian anggap tak biasa. Biarkanlah kami bernyanyi. Berlari berputar menari disini.






Monday, April 30, 2012

KEPEDULIAN, Itu Ada di Sekitar Kita


Apa yang kau rasakan ketika melihat senyum merekah dari wajah-wajah polos anak pinggir kota?
Saya?
Specchless.
Senyum merekah di wajah saya, itu yang  mungkin kalian bisa baca segera.
Perasaan itu melebihi kata-kata indah yang ada dalam puisi.
Karena senyum anak-anak, guru, dan saya adalah puisi itu sendiri.
Semua begitu dalam, tak terungkap makna.



Hari ini, saya mengantar seorang kawan ke sebuah madrasah, di desa Mojogemi dan desa Sukosari, Kec.Sukowono, Kabupaten Jember.

Kawan saya, dengan rombongannya sedang menguangkan apa yang telah kami (saya dan kawan saya dari PT JAPFA Comfeed Indonesia) komunikasikan  dua bulan terakhir ini. Semua yang telah kami komunikasikan selama ini, telah benar-benar terealisasi.

Sebuah yayasan Santosa Lestari Sidoarjo telah berkenan merealisasikan proposal yang kami ajukan bulan maret lalu. Sebuah permohonan alat tulis dan peraga untuk anak-anak sekolah dasar.

Selebihnya, biarkan foto-foto ini yang bercerita. Selamat membaca foto kami, dan semoga menginspirasi untuk berbagi pula.

Hari ini, pagi pukul 09.00 WIB, rombongan yayasan tiba di madrasah maqnaul ulum Mojogemi.










Masih dengan anak-anak dan guru-guru namun ditempat yang berbeda. inilah kisah mereka...




















Semua berangkat dari sebuah kegelisahan.  Kemudian beranjak dari kegelisahan ke sebuah kepedulian. semoga kepedulian tulus itu terus terpatri di hati kami.

Mereka, pihak yayasan, semoga terus berbagi 'semangat' untuk mereka yang terisolasi dari rasa kenyamanan, kebahagian. Mereka, para guru, semoga akan terus berdiri untuk menginspirasi anak-anak itu. Paling tidak, kalian (guru dan pihak2 yang peduli tentang masa depan anak-anak negeri) telah memberikan sumbangsih pada pelunasan janji kemerdekaan yang diikrarkan para pendiri bangsa ini. Dari 'kepedulian' seperti inilah, kalian semua adalah perancang masa depan anak-anak (generasi) bangsa ini. 

Mari membayangkan bersama saya, hari ini, detik ini, bahwa anak-anak inilah yang akan kita lihat sebagai Generasi INDONESIA yang paham betul tentang bangsanya sepuluh sampai dua puluh tahun lagi. Jika bangsa ini telah benar-benar terangkat dari kemiskinan dan kebodohan pendidikan di duapuluh tahun mendatang, dan INDONESIA telah benar-benar membuktikan bahwa bangsa ini kaya mausianya. Manusia-manusia yang berkualitas, memiliki generasi 'world class leader and grass root understanding. 

Lalu...

Siapakah  pejuang dibalik 'mimpi' itu?

KALIAN lah para orangtua/guru/pemimpin/pihak2 yang peduli saat inilah, yang telah Mewujudkan itu.







Hore!!!!
Semangaaatt....;)
nb.terimakasih banyak ibu Galuh, nanox, dan pak dhe telah berkunjung ke kota jember.  
foto by niken w

Budi Doremi Lebih Terkenal Dibanding Boediono






Ayo, siapa yang tahu wakil presiden kita saat ini?
Saya pandangi wajah-wajah polos mereka. Malu-malu. Membisu. Tak ada yang berani menjawabnya. Semua saling pandang satu sama lain. Dan terakhir mata-mata tanpa dosa itu tertuju pada mata saya.
Ayo, siapa nama wakil presiden kita?
Siapa, ayo?!!
Masih sepi. Hanya ada senyum. Saya memberikan sebuah clue.
Bu..?
Budi...?
Budi...?
Bu...?
Budiiii...?




Seperti biasa, malam ini saya menemani sahabat kecil belajar. Kali ini, mereka belajar untuk persiapan ujian tengah semester esok pagi. Malam ini tak semua sahabat kecil, belajar bersama. Malam ini, hanya ada 3 orang saja yang saya temani belajarnya. Anak-anak yang lain belajar sendiri-sendiri dirumahnya.

Semua sedang sibuk mempersiapkan ujian besok. Tak terkecuali tiga orang yang belajar bersama saya malam ini. Satu orang kelas tiga, seorang lagi kelas enam, dan seorang laki-laki kelas empat. Semua sedang membuka buku LKS masing-masing. Membaca. Dan mencoba menghafal serta memahaminya. Tapi anak-anak lebih banyak menghafalnya. 

Menghafal?

Iya.

Metode sks. Belajar semalam suntuk.

Tak apalah.

Metode ini kemungkinan adalah yang termudah bagi mereka. Anak-anak belajar secara bertahap.
Saya tak memaksa mereka. Saya ingin mereka belajar sesukanya. Minimal malam ini mereka melakukan usaha, meski kecil, untuk tes besok.

Mereka semua anak-anak biasa saja. Mereka anak rata-rata. Tak ada yang jenius secara akademik.
Tak “penting” bagi saya saat ini.

Anak-anak masih punya waktu yang panjang untuk berproses. Saya percaya mereka akan menjadi anak ‘jenius’ pada waktunya. Malam ini mereka menghafalnya. Suatu saat mereka belajar memahaminya.  
Ditengah perjalanan belajar, saya melihat kebosanan di mata mereka. Kemudian saya putuskan untuk, bertanya disela-sela kebosanan itu. Drilling. 

Karena salah satu dari mereka sedang membaca bab pemerintahan. Saya mencoba bertanya nama-nama presiden yang pernah memimpin negara Indonesia hingga sekarang. Awalnya saya bacakan secara urut nama-nama presiden Indonesia yang pertama hingga yang sekarang, lengkap beserta tahun menjabatnya. Mereka antusias. Dan mulai menghafal dan memahaminya. 

Ajaib.

Anak-anak ini hafal lengkap dengan tahun menjabatnya. 

Dari Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, K.H Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putri hingga presiden Indonesia yang sekarang—Susilo  Bambang Yudhoyono.

Nah...sekarang giliran saya menanyakan wakil presiden saat ini. 

Ayo, siapa yang tahu wakil presiden kita saat ini?

Saya pandangi wajah-wajah polos mereka. Malu-malu. Membisu. Tak ada yang berani menjawabnya. Semua saling pandang satu sama lain. Dan terakhir mata-mata tanpa dosa itu tertuju pada mata saya.

Ayo, siapa nama wakil presiden kita?

Siapa ayo?!!

Masih sepi. Hanya ada senyum. Lalu saya memberikan sebuah clue.

Bu..?

Budi...?

Budi...?

Bu...?

Budi...?

...???

Budiiiiii....?

Doremi...., salah satu dari  mereka menjawab, memecah kesunyian belajar. 

Saya ngakak.

Ngakak se ngakak ngakaknya. Wajah polos itu melihat saya. 

Keheranan.

Budi Doremi????! Kata saya... 

Saya ngakak lagi. Anak-anak ikutan ngakak.

Saya tak tahan. Perut saya sakit karena menahan tawa.

Ah..anak-anak... (saya masih terpingkal-pingkal)

Kenapa jadi budi doremi yah...(suasana hening jadi crowded)

Ya tuhaaan, Budi doremi lebih terkenal dibanding Boediono, sang wakil presiden kita.

 

Ah...saya specchless.
 
Begitulah cerita polos itu terjadi. 



















CARRIER IS MORE THAN A JOB: Your Journey to be the #ULTIMATEU




Hari ini adalah besok yang Anda khawatirkan kemarin. SEKARANG adalah saat yang terbaik untuk menguangkan passion Anda. (Ren Suhardono)


Baca, saya suka. Buku apapun pasti saya lahap habis. Tapi ada satu buku yang bikin saya alergi, yakni  buku tentang pekerjaan dan managemen pekerjaaan, bagaimana menjadi pegawai yang baik, yang cerdas, dan yang yang yanglain. Pokoknya buku yang mengulas hal-hal demikian membuat saya cepet bosan. Biasanya saya langsung underestimed, kalau ketemu buku yang berbau-bau dengan urusan yang satu itu.
Tapi kali ini saya kena batunya.

Saya ‘bertemu’ dengan sebuah buku yang berjudul “Your Journey to be the #ULTIMATEU”. Saya Tertarik pada penglihatan pertama. Cover bukunya silver mencolok. Bisa buat bercermin. Pikir pertama saya, adalah buku tentang motivasi hidup. Bukan buku yang mengulas tentang pekerjaan.
Kemudian saya membaca profil singkat si penulis.

RENE’ SUHARDONO adalah public speaker, penulis, social entrepeneur, career coach, dan penikmat kuliner dan jalan-jalan. Menulis kolom UltimateU di Kompas Sabtu sejak 2010.  Memulai program radio CareerCoach di 87.6 Hard Rock FM Jakarta sejak 2007 dan menulis buku laris Your Job is Not Your Career. Pendiri ImpactFactory. Colek Rene di twitter:@ReneCC.

Carrier coach? Apa itu?!! 

Saya tak paham.

Baca endorsement buku, dari pak Anies Baswedan “ Rene menghancurkan “berhala” (baca:mitos) soal pekerjaan dengan konsep besarnya tentang karier. Rene membangunkan, ia seperti mengguyurkan air dingin di kepala: halo, ada yang lebih besar dari sekadar kerja!”

Tulisan itu mulai mempengaruhi harta terbesar saya—hati. Alhasil saya pun langsung membelinya dan segera melahapnya satu persatu bab.

Rene mengawali tulisannya dengan pertanyaan : ARE YOU LIVING A LIFE THAT MATTERS FOR YOU?

WHAT’S YOUR TRUE STRENGHT*?

Menurut Rene TrueStrength atau KekuatanHakiki tidak terkait dengan latar belakang pendidikan, pengalaman atau bidang keahlian yang Anda geluti saat ini. TrueStrength adalah kombinasi PASSION dan PURPOSE Anda. 

Rene bilang, anda tak harus menjadi seseorang (bekerja sebagai) yang sesuai dengan kodifikasi profesi yang ada. Jika tak ada yang sesuai dengan passion-potensi anda, jangan ragu untuk membuat nama ‘pekerjaan’ anda sendiri. 


  

Rene telah berhasil membuat saya terpaku, mengevaluasi, meyakini keyakinan hati saya melalui analisa tajamnya tentang pekerjaan dan hidup. Yang menarik buat saya dalam buku ini adalah karena Rene menggunakan kata PASSION, yang kata Rene’ tak bisa dipisahkan dengan diri (sendiri). Bahwa apa yang kita lakukan harus ber-passion, sesuai apa yang hati kita inginkan. Katanya lagi, tanpa passion semua aktivitas hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan minimal memperoleh gaji, pangkat, fasilitas kerja dan atribut lain.  Jika hidup dan potensi jujur dalam diri hanya digunakan untuk hal-hal kecil itu, maka rugilah diri dan hidup saya.  Tidak ada desakan dari dalam diri untuk terus menerus menjadikan diri lebih baik.

Your Passion is not What you’re good at but it is what you enjoy the most.

Passion adalah anak tangga pertama sebuah perjalanan karier. But your carrier is not your job. Jangan menyamakan pekerjaan dengan karier. Pekerjaan adalah alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan alat bagi individu untuk terus tumbuh sebagai pribadi dan profesional. Siapapun bisa dipecat dari pekerjaan, namun tak akan bisa dipecat dari karier. Karena Your carier is yours, your career is you. Carrier is more than a job. It talks about you, your life,  your contribution to others and it talks what you enjoy the most.



 
Pertanyaan kedua yang ia ajukan adalah: WHAT’S YOUR CONTRIBUTIO AND IMPACT?

Kontribusi adalah manfaat nyata yang dirasakan orang selain diri sendiri atas eksistensi diri. Kontribusi optimal tercipta saat seseorang bekerja, berkiprah, dan berkarya di dalam TrueStrenght sepenuhnya. Dan Impact adalah intensitas kedalaman dan sebaran setiap kontribusi yang diberikan.

Life is meant for living. Kehidupan sering kali disalahkaprahkan dengan “persiapan menjalani kehidupan” (hal.44).  sebagian besar manusia tergesa-gesa mengejar “kesuksesan” tanpa merasakan kehidupan itu sendiri. Padahal the process to get, there is more valuable than actually reaching the destination. Hasil (kebahagian yang dicapai) adalah bonus, tak “sepenting” kita menjalani proses menuju yang kita “inginkan”. Dengan “menikmati” sebuah prosesnya kita akan belajar. WE LEARN. 

Belajar kapanpun, belajar dar siapapun, belajar dari apapun mutlak diperlukan dalam proses bertransisi dari pengetahuan menuju pemahaman dan akhirnya, kepedulian.

Apalah arti kita, jika Nyawa yang tuhan beri, oksigen yang kita hirup secara gratis dan potensi diri yang ada dalam diri, kita gunakan pada hal-hal seadanya, pragmatis, karena kebutuhan yang standar atau kebahagian jangka pendek, misalnya dapat gaji besar, bisa beli mobil, beli rumah dan materi2 yang lain.  Tapi setelah itu apa? Apakah yang anda lakukan ada ‘kontribusi’ untuk orang lain. 

Terakhir Rene bertanya: DO YOU CARE?


DO WE NEED PERMISSION TO BE SUCCESSFUL & HAPPY?
JUST DO WHAT YOU LOVE ON YOUR OWN TERMS
AND GREAT MONEY WILL FOLLOW YOU


THINK LESS FELL MORE, WORRY LESS DO MORE