Ayo, siapa yang tahu wakil presiden kita saat ini?Saya pandangi wajah-wajah polos mereka. Malu-malu. Membisu. Tak ada yang berani menjawabnya. Semua saling pandang satu sama lain. Dan terakhir mata-mata tanpa dosa itu tertuju pada mata saya.Ayo, siapa nama wakil presiden kita?Siapa, ayo?!!Masih sepi. Hanya ada senyum. Saya memberikan sebuah clue.Bu..?Budi...?Budi...?Bu...?Budiiii...?
Seperti biasa, malam ini saya menemani sahabat kecil belajar.
Kali ini, mereka belajar untuk persiapan ujian tengah semester esok pagi. Malam
ini tak semua sahabat kecil, belajar bersama. Malam ini, hanya ada 3 orang saja
yang saya temani belajarnya. Anak-anak yang lain belajar sendiri-sendiri
dirumahnya.
Semua sedang sibuk mempersiapkan ujian besok. Tak terkecuali
tiga orang yang belajar bersama saya malam ini. Satu orang kelas tiga, seorang
lagi kelas enam, dan seorang laki-laki kelas empat. Semua sedang membuka buku
LKS masing-masing. Membaca. Dan mencoba menghafal serta memahaminya. Tapi
anak-anak lebih banyak menghafalnya.
Menghafal?
Iya.
Metode sks. Belajar semalam suntuk.
Tak apalah.
Metode ini kemungkinan adalah yang termudah bagi mereka.
Anak-anak belajar secara bertahap.
Saya tak memaksa mereka. Saya ingin mereka belajar sesukanya.
Minimal malam ini mereka melakukan usaha, meski kecil, untuk tes besok.
Mereka semua anak-anak biasa saja. Mereka anak rata-rata. Tak
ada yang jenius secara akademik.
Tak “penting” bagi saya saat ini.
Anak-anak masih punya waktu yang panjang untuk berproses.
Saya percaya mereka akan menjadi anak ‘jenius’ pada waktunya. Malam ini mereka
menghafalnya. Suatu saat mereka belajar memahaminya.
Ditengah perjalanan belajar, saya melihat kebosanan di mata
mereka. Kemudian saya putuskan untuk, bertanya disela-sela kebosanan itu.
Drilling.
Karena salah satu dari mereka sedang membaca bab
pemerintahan. Saya mencoba bertanya nama-nama presiden yang pernah memimpin
negara Indonesia hingga sekarang. Awalnya saya bacakan secara urut nama-nama
presiden Indonesia yang pertama hingga yang sekarang, lengkap beserta tahun
menjabatnya. Mereka antusias. Dan mulai menghafal dan memahaminya.
Ajaib.
Anak-anak ini hafal lengkap dengan tahun menjabatnya.
Dari Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, K.H Abdurahman Wahid,
Megawati Soekarno Putri hingga presiden Indonesia yang sekarang—Susilo Bambang Yudhoyono.
Nah...sekarang giliran saya menanyakan wakil presiden saat
ini.
Ayo, siapa yang tahu wakil presiden kita saat ini?
Saya pandangi wajah-wajah polos mereka. Malu-malu. Membisu.
Tak ada yang berani menjawabnya. Semua saling pandang satu sama lain. Dan
terakhir mata-mata tanpa dosa itu tertuju pada mata saya.
Ayo, siapa nama wakil presiden kita?
Siapa ayo?!!
Masih sepi. Hanya ada senyum. Lalu saya memberikan sebuah clue.
Bu..?
Budi...?
Budi...?
Bu...?
Budi...?
...???
Budiiiiii....?
Doremi...., salah satu dari
mereka menjawab, memecah kesunyian belajar.
Saya ngakak.
Ngakak se ngakak ngakaknya. Wajah polos itu melihat saya.
Keheranan.
Budi Doremi????! Kata saya...
Saya ngakak lagi. Anak-anak ikutan ngakak.
Saya tak tahan. Perut saya sakit karena menahan tawa.
Ah..anak-anak... (saya masih terpingkal-pingkal)
Kenapa jadi budi doremi yah...(suasana hening jadi crowded)
Ya tuhaaan, Budi doremi lebih terkenal dibanding
Boediono,
sang wakil presiden kita.
Ah...saya specchless.
Begitulah cerita polos itu terjadi.
No comments:
Post a Comment